MAKALAH AMDAL LIMBAH SAPI


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas mengenai limbah ternak sapi terhadap lingkungan sekitar desa Cipicung yang terkena pengaruhnya. Tujuan penulis membuat makalah ini bukan hanya untuk memenuhi tugas pelajaran Geografi saja, tetapi mengingatkan kepada pemilik ternak untuk memikirkan pengaruh limbah dari sapi-sapi tersebut. Dan penting sekali agar limbah tersebut dikelola lagi agar menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.


             Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada saudara Aan nurhasanah yang telah mengantarkan penulis ke tempat pengamatan,tak lupa penulis berterima kasih kepada Ibu Eti ranggo sebagai pemilik ternak yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai. Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.


Cipicung, Maret 2014


Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ 1
Daftar Isi......................................................................................................... 2 
BAB 1 Pendahuluan
1.      Latar Belakang........................................................................................... 3
     2.      Permasalahan............................................................................................. 4
     3.      Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
     4.      Metode Peneltian....................................................................................... 4
           
BAB 2 Pembahasan
     1.      Pengertian Limbah..................................................................................... 6
     2.      Dampak limbah Peternakan....................................................................... 8
           
BAB 3 Penutup
     1.      Kesimpulan................................................................................................ 11
     2.      Saran......................................................................................................... 11
     3.   Lampiran-lampiran .................................................................................. 12
Daftar Pustaka................................................................................................ 13




























BAB 1
 Pendahulan

     1.      Latar Belakang
Lingkungan yang bersih dan sehat bebas dari pencemaran merupakan dambaan setiap masyarakat. Lingkungan yang bersih ini akan menciptakan suasana asri sehingga setiap warga merasakan hidup sehat baik dalam segi jasmani maupun rohani.
Usaha peternakan dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di Indonesia. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, untuk meminimalkan limbah peternakan perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga kenyamanan permukiman masyarakatnya. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan memanfaatkan limbah peternakan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi usaha tersebut.
Selama ini banyak keluhan masyarakat akan dampak buruk dari kegiatan usaha peternakan karena sebagian besar peternak mengabaikan penanganan limbah dari usahanya, bahkan ada yang membuang limbah usahanya ke sungai, sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Limbah peternakan yang dihasilkan oleh aktivitas peternakan seperti feces, urin, sisa pakan, serta air dari pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran yang memicu protes dari warga sekitar. Baik berupa bau tidak enak yang menyengat, sampai keluhan gatal-gatal ketika mandi di sungai yang tercemar limbah peternakan.

Seiring bertambahnya penduduk dan minimnya lahan pekerjaan, banyak pengusaha yang menempatkan lahan pekerjaannya disekitar rumah penduduk. Lalu bagaimana dengan peternak sapi dan pengaruh limbahnya yang dekat dengan tempat-tempat yang telah disebutkan sebelumnya. oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini akan diungkapkan sejauh mana limbah mempengaruhi lingkungan.









2.      Permasalahan
Permasalahan ini muncul akibat limbah yang mempengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya. Agar lebih terperinci, penyusun akan membatasi permasalahan tersebut. Adapun permasalahan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1.      Bagaimana akibat adanya limbah ternak ?
2.      Bagaimana cara menanggulangi limbah ternak ?

3.      Tujuan Peneltian
            Tujuan pembuatan karya tulis ini diantaranya sebagai berikut :
1.      Mengetahui pentingnya lingkungan yang sehat bagi masyarakat.
2.      Mengingatkan kepada pemilik agar memikirkan pengaruh akibat limbah  ternak    tersebut.

4.      Metode Penelitian
 Pengumpulan data dan materi dilakukan dengan cara sebagi berikut :
1.      Wawancara
Contoh :
Disini, saya akan mewawancarai pemilik dari ternak sapi yang terletak di Desa Cipicung, Kuningan.
1)   Perkenalkan bu saya Yeti, ini dengan ibu siapa ?
Jawaban : Ibu Eti ranggo
2)   Sejak kapan peternakan sapi ini berdiri ?
Jawaban : Tahun 2001
3)   Apakah kandang sapi ini rutin dibersihkan ?
Jawaban : Ya,setiap pagi hari
4)   Kemana ibu membuang limbah sapi ini ?
Jawaban : Ke kebun.
5)   Apakah ibu mengetahui  bahwa limbah dari kotoran sapi-sapi tersebut mempengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya ?
Jawaban : Ya, saya tahu
6)   Adakah warga yang pernah memprotes tentang keberadaan ternak sapi ini?
Jawaban : Ada,mungkin karena kandangnya dekat dengan pemukiman.
7)   Lalu upaya apa yang telah ibu lakukan untuk mengurangi akibat dari limbah  kotoran sapi ini ?
Jawaban : limbah kotoran sapinya dimanfaatkan untuk kesuburan tanaman.

2.      Pengamatan langsung
3.      Sumber-sumber bacaan dari interne
























BAB 2
Pembahasan

1.      Pengertian Limbah
          Limbah atau sampah bisa diartikan sebagai kotoran hasil pengolahan pabrik ataupun manusia yang mengandung zat kimia berupa sampah dan dapat menimbulkan polusi serta menganggu kesehatan. Pada umumnya sebagian besar orang mengatakan bahwa limbah adalah sampah yang sama sekali tidak berguna dan harus dibuang, namun jika pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka akan menimbulkan penumpukan sampah. Limbah bukanlah suatu hal yang harus dibuang tanpa guna, karena dengan pengolahan dan pemanfaatan secara baik limbah akan menjadi barang yang lebih berguna dari sebelumya.

          Limbah akan menjadi suatu yang sangat berguna dan memiliki nilai jual tinggi kala limbah diolah secara baik dan benar. Limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai polusi baik polusi udara, polusi air, polusi tanah dan juga polusi lain yang akan menjadi sarang penyakit. Pada lingkungan tempat pembuangan sampah bisa dipastikan udara sekitar tidak sehat dengan bau yang tak sedap dari limbah, sumber air sekitar lingkungan akan tercemar dengan resapan limbah dan tanah yang ada di lingkungan ini akan terkontaminasi dengan zat kimia limbah sehingga tanah akan tandus.
Dari pengertian limbah yang ada, limbah digolongkan menjadi dua jenis macam limbah yakni limbah organik dan limbah anorganik. Berikut penjelasannya:

a.
Limbah organik
          Limbah organik termasuk pada jenis limbah yang mudah diuraikan zat-zatnya mejadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan. Limbah organik bisa berupa sampah rumah tangga, sampah industri yang tidak menggunakan bahan kimia misalnya sampah sayur-sayuran dan sampah peralatan yang alami ataupun sampah hasil ternak. Limbah organik dari rumah tangga tidak hanya berpaku pada sampah-sampah yang berupa hasil olahan makhluk hidup saja tetapi limbah apapun asalkan mampu diolah menjadi benda-benda yang lebih bermanfaat dan dapat diuraikan adalah limbah organik. 
Contoh limbah organik yaitu limbah ternak. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain. Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat.
Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. Umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan setiap kilogram daging sapi menghasilkan 25 kg feses.
Menurut Soehadji, limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
Pencemaran karena gas metan menyebabkan bau yang tidak enak bagi lingkungan sekitar. Gas metan (CH4) berasal dari proses pencernaan ternak ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1 % per tahun dan terus meningkat. Apalagi di Indonesia, emisi metan per unit pakan atau laju konversi metan lebih besar karena kualitas hijauan pakan yang diberikan rendah. Semakin tinggi jumlah pemberian pakan kualitas rendah, semakin tinggi produksi metan.

b.
Limbah anorganik
         
Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari limbah pabrik dan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan. Sumber daya alam yang tidak mampu untuk diuraikan menjadi partikel-partikel berguna inilah yang dikatakan limbah anorganik. Limbah industri anorganik yang tidak dapat diuaraikan ini akan berbahaya bagi kesehatan dan menjadi sampah yang tidak berguna bagi manusia maupun lingkungan sekitar. Limbah rumah tangga yang berupa benda-benda bekas seperti plastik, kaleng bekas, botol-botol bekas dan peralatan lain juga dikatakan menjadi limbah anorganik karena limbah ini tidak mampu diuraikan.
2.     Dampak Limbah Ternak
Dampak Negatif
Ø  Sebagai media untuk berkembang biaknya lalat.
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Suatu studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan melaporkan bahwa total sapi dengan berat badannya 5.000 kg selama satu hari, produksi manurenya dapat mencemari 9.084 x 10 7 m3air. Selain melalui air, limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.
Ø  Pencemaran udara yang mengakibatkan terciumnya aroma tidak sedap
Dampak bagi sebagian warga Desa Cipicung yang dekat dengan salah satu peternakan sapi di daerah tersebut yaitu, pencemaran udara yang mengakibatkan terciumnya aroma tidak sedap dari limbah/kotoran sapi-sapi tersebut. Memang diantara mereka tidak pernah memprotes tentang keberadaan ternak sapi tersebut, sebab peternakan yang telah berdiri sejak tahun 2001 tersebut tidak pernah membuat warga disekitar daerah tersebut mengidap penyakit hingga mengalami kematian.
Ø  Menimbulkan debu
          Kehadiran limbah ternak dalam keadaan kering pun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang paling hebat ialah sekitar pukul 18.00, kandungan debu pada saat tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang dapat ditolelir untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3)
Dampak positif
Ø       Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah
Sebagai pakan ternak, limbah ternak kaya akan nutrien seperti protein, lemak BETN, vitamin, mineral, mikroba dan zat lainnya. Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan campuran feces yang ditambah bahan organik lain, seperti feses 50% + jerami padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen 50%.

Ø  Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik
Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut.
Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman, tersaji dalam tabel berikut.
Kadar N, P dan K dalam Pupuk Kandang dari Beberapa Jenis Ternak
Jenis Pupuk Kandang
Kandungan (%)
N
P2O5
K2O
Kotoran Sapi
Kotoran Kuda
Kotoran Kambing
Kotoran Ayam
Kotoran Itik
0.6
0.4
0.5
1.6
1.0
0.3
0.3
0.3
0.5
1.4
0.1
0.3
0.2
0.2
0.6
Kotoran ternak dapat juga dicampur dengan bahan organik lain untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan kualitas kompos tersebut .
Ø  Pemanfaatan Untuk Biogas
Permasalahan limbah ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas.

Ø  Pemanfaatan Lainnya
Selain dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pakan, atau biogas, kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan mengubahnya menjadi briket dan kemudian dijemur/dikeringkan. Briket ini telah dipraktekkan di India dan dapat mengurangi kebutuhan akan kayu bakar.
Pemanfaatan lain adalah penggunaan urin dari ternak untuk campuran dalam pembuatan pupuk cair maupun penggunaan lainnya.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengelolaan limbah ternak yang tepat adalah:
-       menciptakan usaha budidaya sapi perah dan produksi susu
                        berjalan optimal
-       meniadakan unsur pencemar di dalam lokasi kegiatan,
-       menghasilkan produk susu yang lebih berkualitas,
-       menghindari  pencemaran di lokasi peternakan dan lingkungan
            sekitar,
-       menciptakan kondisi yang harmonis dengan masyarakat sekitar.




































BAB 3
Penutup

1.      Kesimpulan
Limbah usaha peternakan berpeluang mencemari lingkungan jika tidak dimanfaatkan. Namun memperhatikan komposisinya, kotoran ternak masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan, media pertumbuhan cacing, pupuk organik, biogas, dan briket energi.

Pemanfaatan limbah ternak akan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah,maupun udara. Pemanfaatan tersebut juga menghasilkan nilai tambah yang bernilai ekonomis.


2.      Saran
          Sebaiknya pemilik ternak harus memikirkan dampak yang ditimbulkan dari limbah peternakan sapinya. Karena limbah-limbah yang dihasilkan menjadikan lingkungan disekitarnya tercemar dengan bau tak sedap. Tetapi pemerintah juga harus membantu para peternak di Indonesia, karena peternakan sangat penting keberadaannya. Jika tidak ada peternak maka apa daya, tidak akan ada susu di negeri ini kecuali ASI.


LAMPIRAN

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makalah pembuatan Gemblong Kuningan

Cara membuat maket rumah dari bahan kardus

Monsoons