CERPEN | Ini hanya fiktip belaka


ku kayuh pedal sepeda gunung ku  yang berwarna biru garis garis dengan perlahan, mataku berbinar melihat perkebunan teh di sekitarku tampak hijau.
’Kring kring kring”suara klakson sepeda yang aku tumpangi,tak lupa aku selalu melebarkan bibir tipisku kepada para petani kebun sambil terus mengayuh sepedaku dengan perlahan.
“Huuuhz” aku mengusap keringat diwajahku dengan sapu tangan bercorak kotak-kotak warna biru,aku langsung melanjuti perjalanan menuju villa ayahku.
“bintang hari ini hari ini kita pulang ke kota jadi bereskan peralatanmu ”
ayah menghampiri aku yang sedang mengotak ngatik laptop menunggu pemberitahuan kelulusan dari sekolah dan ternyata aku LULUS yeeee…yeeee.yeeee aku lulus aku berdiri meloncat-loncat kegirangan didepan laptop dengan wajah penuh gembira.
“Ayah,bunda,kakak ternyata bintang lulus ujian bintang langsung memeluk bunda dengan hati gembira.
“Selamat Bintang” ucapan selamat serentak dari ayah,bunda,dan kakak.
“Ayo kita bergegas untuk pulang dan rapihkan peralatanmu bintang”ucap ayah.
“Oke yah” aku langsung membereskan peralatanku yang berserakan dimana-mana dan berlari menuju garasi mobil.
“Tek sereleek braaag “ aku melemparkan pintu mobil saking semangatnya.
Dan terdengar suara dari bangku depan mobil.
“Bintang kamu mau dilanjutin sekolah kemana?” ucap Bunda.
“Terserah bunda aja yang penting sekolahnya berkualitas,bereligius”.
“Yaudah lanjutin ke SMA CITRA BANGSA gimana?”.
“Oke bun,”sahut bintang dengan suara tak jelas karena didalam mulutnya terdapat banyak kripik singkong yg sedanng dilahapnya.
Pagi-pagi ayah sudah rapih dan siap untuk mengantarkan aku untuk mengambil fomulir pendaftaran ke SMA CITRA BANGSA.
“Ayo nak kita berangkat” sahut ayah sambil membereskan dasinya yang berwarna merah tua itu.
Aku bergegas turun dari tangga  dengan wajah berseri dan langsung mencium tangan bunda dan berpamitan.
“Semoga diterima ya nak” bunda mendoakan.
Sampailah sudah di SMA CITRA BANGSA ayah langsung memasuki ruang pendaftaran sedangkan aku menunggu di pinggir kelas x2 sambil melihat-lihat disekitar.
Tiba-tiba ayah keluar dari ruang pendaftaran
“oke bintang sekarang kamu masuk keruangan test dulu”ucap ayah.
Aku menelusuri ruang test yang katanya bertempat di kelas X4,aku terus melihat-lihat papan kayu diatas pintu bertulis nama kelas.
Akhirnya sampai juga aku langsung memasuki ruangan test tersebut dan duduk dibangku paling depan.
Sambil menunggu guru yang mau ngetest otakku ini.aku melihat-lihat sekeliling meja yang diduduki oleh siswa-siswi baru,ternyata ada seorang anak cowo yang tampan dengan postur tubuh tinggi,berkulit sawo matang yang duduk dipojok kanan barisan paling depan dan ternyata cowok tampan itu melemparkan senyum manisnya itu kearahku.
Aku terus melihatnya dan tiba-tiba guru yang mau ngetest melambai-lambaikan tangannya  didepan wajahku.”eheeem” aku tersentak kaget.
“Eh ibu mau dimulai testnya yah bu?”
Ibu guru itu pun menganggukan kepalanya.
“Oke kalian siapkan alat tulisnya”.
Suasana ruangan test pun tiba-tiba hening aku mengisi lembar test itu dengan cermat dan cepat.
Waktu test pun telah habis,untung lembar test ku sudah terisi semua aku langsung memberikan lembar kertas itu ke ibu guru tadi.
Sambil menunggu hasilnya aku duduk ditaman sekolah dan dari kejauhan ada seorang anak cowok yang tadi duduk di pojok kanan barisan paling depan itu bersama 2 orang anak perempuan mereka bertiga menghampiri aku yang sedang duduk dibangku taman yang terbuat dari kayu bercat warna coklat.
“Hey kamu kok sendirian saja,mana temanmu yang lain?”salah satu anak perempuan menyapaku dengan wajah tersenyum.
“Mmm,,teman-temanku pada ngelnjutin kesekolah yang lain”ucapku.
“Perkenalkan nama saya nazwa”.
“saya lastri”.
“dan saya Alfasyah,kita bertiga dari SMP CITRA BANGSA” mereka bertiga memperkenalkan dirinya masing-masing sambil memasang wajah berseri.
“Oh,perkenalkan nama saya Bintang saya dari SMP 3 KARTINI.
Tiba-tiba ayah menghampiri dan berkata “Bintang kamu di terima disekolah ini kamu lulus test”
 “oh,iya pah ini teman baru bintang”
“Alhamdulilah,akhirnya aku diterima juga”.
“Haii kalian saya ayahnya bintang”sambutnya kepada ketiga teman baru bintang.
“Ayo bintang kita pulang”ayah memegang pergelangan tangan kanan dengan jari jemarinya.
“teman,bintang pulang duluan ya”
**
“Hoamm…”.  Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke sekolah baru.
“Ayo bintang semangat,” terdengar suara seorang gadis berambut hitam panjang sepinggang yang masih memakai baju tidur yang sekarang berjalan menuju kamar mandi dengan semangat.
Beberapa saat kemudian bintang sudah memakai sepatu dan seragam barunya dengan rapi.
“Bintang cepetan sarapan dulu” terdengar suara bunda dari bawah tangga. Bintang bergegas menuruni tangga secepat kilat “syuuuttt” Bintang segera menuju meja makan yang hanya terdapat sepiring nasi goreng kesukaannya.
“Hati-hati kalo lari dari tangga tuh” bunda mengingatkan.
Aku sarapan dengan lahap karena ayah dan kakaku sudah menunggu diteras depan.
Aku berpamitan dan menciumi tangan bunda
”assalamualaikum bund”.
Aku duduk di pinggir kakaku Candy.
Sesampai disekolah aku langsung bersegera menuju papan informasi untuk mengetahui di kelas mana aku akan belajar di tahun pertama ini.
“aku kebagian kelas mana ya?”.
Aku terus cari dan meluruskan jari telunjukku ke kertas yg tertempel di papan informasi,”be be be be..ini dia ternyata ada namaku di kelas X9.”
Aku berjalan menuju kelas X9.
Sesampainya di sana aku langsung mengambil tempat duduk di barisan kedua dari belakang.
Saat aku menoleh ke samping kiri  aku melihat laki-laki yang pernah berkenalan ditaman dengan dua orang anak perempuan
.”Oh iya itukan Alfasyah”.
“Haii Bintang ternyata kita sekelas…” Alfasyah melambaikan lima jarinya keatas.
“Nazwa sama Lastri kebagian duduk dikelas mana?”
“X8,oh iya ntar istirahat kekantin bareng yuk aku ada janji mau makan bareng sama Nazwa dan Lastri kamu mau ngga?
“Terima kasih”aku langsung menganggukan kepala.
pada jam istirahat Bintang, Alfasyah Nazwa dan Lastri menghabiskan waktunya di kantin. Mereka duduk di meja paling ujung kantin dan mulai mengobrol.
“Eh tahu nggak aku dapet info soal cowok yang kemaren lho,” kata Nazwa mengawali pembicaraan.
“Dapet info apa aja nih?” tanya lastri antusias.
“Namanya Gumilang surya saputra panggilannya Ilang. Dulu dia sekolah di SMP Harapan Bangsa. Sekarang dia ada di kelas X2 Dia pinter banget nyanyi dan sering menang di lomba-lomba menyanyi” jelas Nazwa.
“Udah selesai ngomongin cowoknya?” kata ku tak bersemangat.
“Udah kok, oya maaf.”kata Nazwa
“Oya Bintang mau nggak nanti sore ikut aku?” tanya Alfasyah
“Kemana ?” tanya Bintang
“Udah ikut aja nanti juga tahu, mau nggak?”
“Iya deh Al,” jawabku binggung.
Sore harinya Alfasyah sudah berada di depan rumah bintang ,dengan menggunakan sepedahnya dan mengiriminya pesan singkat.
Beberapa menit kemudian bintang keluar rumah.
“Lho kok kamu tahu nomer hp sama alamat rumah aku sih” kata ku heran.
“Aku dapet dari Nazwa”jelas Alfasyah
“Terus rencananya gimana nih?” tanya ku.
“Kamu ganti baju dulu, keluarin sepedah, kalau sudah selesai ikutin aku,” perintah Alfasyah.
Beberapa menit kemudian aku sudah siap dengan sepeda berwarna biru dan mulai mengikuti sepedah biru tua di depannya yang dinaiki oleh Alfasyah Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di danau yang berada di balik hutan dekat dengan sekolah mereka.
“Waah indah banget pemandangannya ada danaunya lagi,aku kok belum pernah ke sini ya” kata ku keheranan.
“Kamu sih jalan-jalannya ke pegunungan terus nggak pernahkan kamu ke hutan?” tebak Alfasyah.
“Iya sih aku emang nggak pernah ke hutan,terima kasih ya Al udah ajak aku ke tempat seindah ini”
“Iya sama-sama, aku sering ke sini kalau aku lagi sedih dan butuh penyegaran”, kata Alfasyah
Selama 2 tahun ini aku dan Alfasyah sangat dekat, kita sering menghabiskan waktu bersama dan sering bermain-main di danau.Tetapi pada suatu ketika Alfasyah pergi keluar kota berpindah sekolahnya mengikuti tugas ayahnya.
“Aku sedih dan kehilangan karena sahabat dekatku takkan belajar di SMA CITRA BANGSA aku terduduk lemas dimeja belajarku”.
Ketika libur telah tiba seperti biasanya ayah selalu mengajak ku kedaerah pegunungan.
Inilah aktivitasku berkeliling perkebunan teh setiap pagi dengan sepada gunungku yang berwarna biru.
Ku kayuh sepedaku dengan menambah kecepatan tak sadar didepanku ada batu kecil dan membuat ban sepeda ku kehilangan keseimbangan.
"Aaaaa...." BRUK! Aku jatuh dengan posisi mengenaskan.
Kedua kakiku tertindih sepeda.
Aku meringis dan meneteskan air mata,tak sanggup bangun. Tiba-tiba kurasakan kakiku sudah tak tertindih sepeda.
Aku mendongak. Ternyata ada Alfasyah menolongku, mengangkat sepeda yang menindihku lalu disandarkan pada sebatang pohon tak jauh dari tempatku jatuh. alfasyah lalu menghampiriku, berjongkok dihadapanku.
"Kamu nggak apa-apa? ayo bangun,"
Alfasyah membantuku berdiri dengan susah payah lalu mendudukkanku disebuah ayunan tua didekat kami.
"Kakimu terluka," ucapnya setelah melihat darah keluar dari bagian kakiku.
 Ia mengeluarkan sehelai sapu tangan dari saku jaketnya.
Mengusap darah juga debu-debu yang menempel dikakiku.
"Aww...." walau usapannya sangat lembut juga hati-hati namun tetap saja terasa perih.
"Tunggu disini sebentar," Alfasyah pergi lalu beberapa menit kemudian kembali membawa beberapa plester.
"Tahan sebentar!" titahnya. Ia tempelkan plester-plester itu pada bagian luka.
"Selesai," ucapnya.
"Terimakasih”
Kamu kenapa ada disini”ucapku
Rumah baruku didaerah sini,Bintang kamu tambah manis deh”
Ucapannya berhasil membuatku salah tingkah.
Saat kepalaku masih menunduk tak berani menatapnya, muncul setangkai bunga lily putih dihadapanku. Kunaikkan kepalaku. Alfasyah lagi-lagi tersenyum dengan tangan kanan memegang setangkai bunga Lily yang disodorkan untukku.
Ia mengusap bekas air mata yang tadi sempat mengalir sewaktu aku jatuh dengan ibu jarinya. Jantungku berdegup tak karuan. Perasaan aneh tiba-tiba hinggap disana Berdesir rasa nyaman juga bahagia menjalar keseluruh tubuhku.
"Ku antar kamu pulang ya! kamu ngga mungkin bisa pulang sendiri dengan keadaan kamu yang kaya gini," Alfasyah melirik sekilas kakiku yang dipenuhi plester.
Aku mengangguk. Alfasyah Mengulurkan sebelah tangannya untuk membantuku berdiri. Aku duduk didepan dengan posisi menyamping sementara Alfasyah yang mengayuh sepedaku. Kuberitahu letak villaku yang tak jauh dari perkebunan.
Dia mengayuh sepedaku dengan pelan sekali.
 Sepanjang perjalanan kurasakan dadanya berdegup cepat karena punggungku yang menempel pada dada bidangnya.
 Apa ia juga sama sepertiku? Memiliki perasaan cinta pandangan pertama?
 **
Sejak saat itu aku sering bertemu dengannya di perkebunan teh. Sekedar mengobrol,berepeda ataupun diam dibawah pohon pinus yang rindang.
Seperti saat ini kusandarkan tubuhku pada batang pohon.
Alfasyah ikut menyandar di sebelahku sambil memejamkan mata disana.
Kutatap ia dengan penuh kagum.Aku terkejut ketika ia dengan cepat membuka kelopak matanya, membuat tubuhku sedikit tertarik kebelakang karena terkejut.
"Kenapa liatin aku kaya gitu, hem, aku tampan ya?" ucapnya menggoda.
"Ya, kamu tampan Al " ucapku terus terang. Ia tertawa sebentar lalu kembali menatapku dengan tatapan teduh tepat di mataku. Alfasyah mengambil sebelah tanganku lalu menaruhnya didadanya.
"Rasakan ini, jantungku seperti mau lepas. Ini karena kamu,"
"semenjak aku melihat kamu diruangan test pendaftaran aku merasakan ada yang aneh ketika menatap mu.Apakah itu yang dinamakan pandangan pertama?”
“Bintang aku menyukaimu,maukah kamu menjadi bidadari dalam hidupku dan surgaku ”Tanya Alfasyah.
Aku hanya menganggukan kepala,tersenyum bahagia,Alfasyah juga langsung tersenyum bahagia dan merangkulku.
“Al aku pulang dulu,ini adalah pertemuan terakhirku bersamamu tahun ini.”
Alfasyah hanya mengangguk.
Kami berdua menjalin hubungan jarak jauh karena aku mau berjuang dulu di perguruan tinggi untuk meraih cita-citaku.


Comments

Popular posts from this blog

Makalah pembuatan Gemblong Kuningan

Monsoons

ASMAUL HUSNA ( AL MUHYI-AL MUMIT, AL HAYYU, AL-QAYYUM, AL AHAD)