Etika Moral dan Akhlak



Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Akhlah adalah suatu ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan buruk, terpuji dan tercela, menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir batin, yang berdasarkan wahyu Tuhan.

Obyek kajian akhlak adalah mendorong untuk melakukan perubahan sifat hati (kondisi hati) yang kadang bisa baik bisa buruk yang di cerminkan dalam perilaku. Dan jika sifat hatinya baik maka yang muncul yaitu akhlak yang baik (al-akhlaq al-karimah) dan jika hatinya busuk maka yang keluar dalam perilakunya adalah akhlak yang buruk (al-akhlak al-mazumumah), maka manusia harus  perlu membedakan mana yang buruk dan yang baik.

Ada 3 macam nafsu yang terdapat didalam diri manusia adalah sbb :
  • Nafsu “ syahwaniyyah”, (nafsu ini ada pada manusia dan ada pula pada binatang) adalah nafsu yang cenderung kepada kelezatan semisal makan, minuman, dan syahwat jasmaniyyah seperti bersenang-senang dengan perempuan. Dan jika nafsu ini tak dikendalikan maka manusia tak ada bedanya dengan binatang, dan sikap hidupnya menjadi hedonisme.
  • Nafsu “al-ghadabiyyah”, (ada pada manusia dan binatang) yaitu nafsu yang cenderung kepada marah,merusak, ambisi dan senang menguasai dan mengalahkan yang lain. Dan juga nafsu ini lebih kuat ketimbang nafsu “syahwaniyyah”, dan lebih berbahaya bagi pemiliknya jika tak terkendalikan. Ia akan cenderung pemarah, sangat,”hiqdu (dengki), tergesa-gesa tidak tenang, serta cepat bertindak untuk menaklukkan musuhnya tanpa pertimbangan matang dan rasional.
  • Al-nafsu al-nathiqah, yaitu nafsu yang membedakan manusia dengan binatang lain (hewan yang lainnya). Dengan nafsu ini manusia mampu berzikir, mengambil hikmah, memahami fenomena alam, dan dengan nafsu ini juga manusia menjadi Agung, besar cita-citanya kagum pada dirinya sehingga bersyukur kepada tuhannya. Dan nafsu ini juga dapat menjadikan manusia untuk membedakan baik- buruknya dan dengan nafsu ini juga manusia dapat mengendalikan kedua nafsu yakni “al-syawaniyyah” dan al-gadhabiyyah”.

Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya yaitu tradisi yang berlaku di suatu masyarakat. Dan seseorang dianggap bermoral kalau sikap hidupnya sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya seseorang dianggap tidak bermoral jika hidupnya tidak sesuai dengan tradisi yang beralaku di masyarakat tersebut. Dan menurut ajaran islam, pada umumnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis dan juga penuh dengan nilai-nilai atau norma-norma.

Sedangkan perbadaan dan persamaannya adalah sama-sama membahas tentang baik-buruknya segala apa yang ada, dan perbedaannya tidak terlalu membahas lebih rinci mengenai mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk tapi, hanya membahas mengenai nilai-nilai dan norma yang ada. Sebagai mana di  dalam QS. Al-Ba qarah.’ 183

Artinya :
 “Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan puasa kepada kamu seperti halnya di wajibkan puasa kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi manusia taqwa” (QS. Al-Ba qarah.’ 183)


    Makna taqwa adalah menjadikan kita untuk selalu mengingat kepada allah karena dengan mengingat Dia hati kita akan selalu menjadi tenang dan merasa nyaman, baik dalam sedih maupun senang dan dapat memberikan petunjuk kepada kita untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana hal yang buruk.

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan yang Maha Esa (Allah) dengan mensucikan hati (tahfiat al-qalbi). Dan hati yang suci bukan hnya bisa dekat dengan tuhan malah dapat melihat tuhan (al-ma’ rfiih).

Ada 3 macam pengetahuan menurut Zun Nun al-Misri adalah sbb :
  • Pengetahuan awan yaitu Tuhan satu dengan perantaraan ucapan kalimat syahadat
  • Pengetahuan ulama yaitu Tuhan yaitu menurut logika akal. 
  • Pengetahuan kaum sufi yaitu Tuhan satu dengan perantaraan hati sanubari

Tujuan ahklak adalah aktualisasi ajran Islam itu sendiri. Dan dalam  hal ini tidaklah cukup dengan iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffa” adalah iman, dan amal, dan amal itulah yang di maksud tujuan ahklak.


Ruang lingkup ajaran ahklak adalah sbb :

  • Akhlak kita terhadap diri sendiri yaitu “al-taubah” (kembali kepada tuhan), “al-muraqabah” (kesadaran diri bahwa tuhan mengintai kita), al-muhasabah” (selalu intorpeksi terhadap diri sendiri), dan “al-mujahadah” (terus-menerus mendekati tuhan).
  • Akhlak kita terhadap Allah SWT. Yaitu akhlak terhadap kalam Allah (al-kitab).
  • Akhlak terhadap rasullulah dan 
  • Akhlak terhadap mahluk (sesama manusia) yaitu akhlak terhadap kedua orang tua, akhlak etika terhadap sesama kerabat, etika terhadap tetangga, etika terhadap sesama muslim, etika kepada orang kafir (non muslim), etika terhadap binatang dan terakhir etika terhadap alam dalam arti luas.

Indikator manusia yang berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat artinya, sedangkan manusia yang tidak berakhlak (moral) adalah manusia yang kotor dan sakit hatinya.namun seringkali manusia tidak sadar kalau hatinya sakit, kalaupun dia sadar dengan kesakitan hatinya, ia tidak berusaha untuk mengobatinya. Padahal penyakit hati jauh lebih berbahaya ketimbang penyakit fisik.

Sebab seseorang yang sakit secara fisik jika penyakitnya tidak dapat diobati dan di sembuhkan ujung-ujungnya hanya kematian. Dan kematian tersebut bukanlah akhir segala persoalan melainkan pintu yang semua orang akan memasukinya, tetapi penyakit hati jika tidak disembuhkan maka akan berakhir dengan kecelakaan dialam keabadian.


Aktualisasi akhlak dalam kehidupan adalah bersifat universal dan komprehensif, mencangkup aspek-aspek lahir dan batin yaitu melalui ilmu dan amal “mujadah dan riyadah.” implementasi akhlak dan tasawuf, bahwa secara keilmuan tasawuf harus dibedahkan sehingga jelas substansi kajianya dan sekaligus posisinya dalam ajaran Islam. Cara lain yaitu keteladanan merupakan usaha yang sulit tetapi amat menentukan, memberikan motivasi memberikan hadiah atau sebaliknya menghukum secara psikologis yang tidak kalah pentingnya adalah upaya penciptaan suasana kondusif oleh semua pihak.


Tasawuf adalah proses pendekatan diri pada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati (tahfiat al-qalbi). Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat Tuhan (Al-Ma’rif) dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan maha suci tidak dapat didekati kecuali hati yang suci. Sedangkan alasan dzikir adalah untuk menenangkan hati dari berbagai macam masalah atau cobaan dan juga untuk membukan pikiran kita menjadi kosong dan hanya berpikir pada tuhan (Allah) semata untuk mendapat petunjuk dan rahmat-Nya.

Adapun cara mengubah kebiasaan buruk menurut Ahmad Amin dan Al-Ghajali adalah mencapai ahklak yang baik.

Menurut Al-Ghajali meliputi tiga cara yaitu :
  • Akhlak yang merupakan anugerah dan kasih sayang Allah yakni orang memiliki akhlak baik secara almiah (bi al-thabi ‘ah wa alfitrah), sebagai sesuatu  yang di berikan Allah kepadanya sejak ia dilahirkan.
  • Dengan “mujhahadah” (menahan diri) dan
  • Dengan “riyadhah” melatih diri secara spritual, dan bentuk riyadhah yang di sepakati para sufi, sebagaimana telah dijelasakan antara lain ialah dengan dzikir.

Sedangkan menurut Ahmad Amin meliputi delapan cara  yaitu : 
  •  Menyadari perbuatan buruk, bertekad untuk meninggalkannya
  • Mencari  waktu baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan niat dan tekat semula.
  • Menghindarkan diri kepada segala hal yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu terulang.
  • Berusah untuk tetap berada dalam  keadaan yang baik.
  • Menghindarkan diri dari kebiasaan buruk dan meninggalkannya dengan sekaligus.
  • Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolak dalam jiwa yaitu kekuatan penolak terhadap perbuatan yang buruk yaitu perbuatan yang di pelihara dengan istiqamah, ikhlas dan jiwa tenang.
  • Memilih teman bergaul yang baik, sebab pengaruh itu besar sekali terhadap pembentukaan watak pribadi dan
  • Menyibukan diri dengan pekerjaan yang bermanfat.

Ahklak pada lingkungan adalah dengan cara menghargai sesama, saling bersilaturahmi dan beristiqamah dengan sesama muslim dan juga agama lain. Maka akan terbentuklah rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Semestinya saya berakhlak berarti saya sudah memiliki sikap untuk menghormati orang lain atau sesama, sesuai dengan profesi yang saya miliki sekarang karena dengan berakhlak berarti kita sudah mendapatkan kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah pembuatan Gemblong Kuningan

Monsoons

ASMAUL HUSNA ( AL MUHYI-AL MUMIT, AL HAYYU, AL-QAYYUM, AL AHAD)