Makalah Geologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara yang banyak memiliki aktivitas vulkanisme dan memiliki banyak gunung api dengan berbagai tipe, baik yang aktif maupun yang
tidak aktif, di darat atau di laut. Gunung api di Indonesia terbentang dari
barat ke timur dari Sumatera, Jawa sampai Laut Banda. Semua gunung itu berada
dalam satu rangkaian Busur Sunda. Selain itu, gunung api terdapat di Sulawesi
utara, Halmahera dan lainnya. Karena satu rangkaian, mekanisme masing-masing
gunung pun kurang lebih sama atau karakternya kurang lebih sama juga. Mekanismenya
terjadi di bawah laut. Tepatnya di lapisan lithosfer bumi, tempat terjadinya
subdaksi atau penunjaman akibat pergeseran lempeng India-Australia, yakni
tempat Indonesia dan gunung itu berada.
Di satu sisi gunung memberikan panorama keindahan
bagi yang melihatnya, selain itu udara sejuk telah memberikan kenyamanan bagi
yang tinggal di sekitar gunung tersebut. Namun di sisi lain ketika terjadi vulkanisme sehingga menimbulkan
bencana bagi daerah sekitarnya
karena banyak mengeluarkan material berbahaya, bahkan jika
letusannya dahsyat akan banyak menelan korban jiwa, selain itu banyak orang kehilangan harta benda yang
dimilikinya akibat letusan gunung api tersebut. Maka perlu adanya upaya untuk
meminimalkan dampak dari bencana tersebut agar bencana itu tidak terlalu banyak
menelan korban.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas
maka penulis merumuskan
sejumlah masalah diantaranya:
1.
Apa
definisi dari vulkanisme?
2.
Apa
yang dimaksud dengan instrusi dan ekstrusi magma?
3.
Apa
sajakah tipe-tipe gunung api?
4.
Apasaja
materi yang dikeluarkan gunung api?
5.
Apa
yang dimaksud dengan erupsi gunung api?
6.
Apa saja dampak yang di timbulkan dari
peristiwa vulkanisme terhadap
kehidupan dan lingkungan?
7.
Bagaimana
upaya yang dilakukan dalam meminimalisir dampak dari bencana gunung api?
C.
Tujuan
Makalah
1.
Mengetahui definisi vulkanisme.
2.
Mengetahui tentang instrusi dan ekstrusi magma.
3.
Mengetahui tipe-tipe gunung api.
4.
Mengetahui materi yang dikeluarkan gunung api.
5.
Mengetahui tentang erupsi gunung api.
6.
Mengertahui dampak gunung api terhadap kehidupan dan
lingkungan.
7.
Mengetahui upaya meminimalisir dampak bencana gunung api.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Vulkanisme
Vulkanisme adalah
semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan
bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang
disebut terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan
bumi disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi
dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di
atasnya.
Di dalam
litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman
dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang
terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka
semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang
bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma.
Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.
B. Instrusi
Magma dan Ekstrusi Magma
1. Intrusi
Magma
d
Intrusi
magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan Bumi. Intrusi magma dapat dibedakan atas sebagai berikut:
Intrusi
datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut.
·
Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan
Bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
·
Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang
menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).
·
Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma
dan kepundan gunung berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang.
Secara
rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan
bermacam-macam bentuk, yaitu:
2. Ekstrusi
Magma
Ekstrusi
magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan
membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada
retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat.
Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma
tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.Oleh karena
itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma
dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a.
Ekstrusi linear
terjadi jika
magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga
membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, dan
deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
b.
Ekstrusi areal
terjadi
apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh
di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National
Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
c.
Ekstrusi sentral
terjadi
magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung
yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
C.
Tipe-tipe Gunung Api
1. Berdasarkan
Bentuknya
a. Gunung Api
Perisai
Berbentuk kerucut dengan lereng
landai dan aliran lava panas dari saluran tengah.Daerah persebaran magma luas
serta proses pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya
sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair yang banyak.
b.
Gunung Api Kubah
Gunung ini
berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng curam.Aliran lava yang kental
dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk lapisan yang
tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava cepat. Banyak lava yang membeku di
saluran, akibatnya saluran menjadi tertutup.Letusan yang sangat keras dapat
terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak
gunung api pun dapat hancur dan lenyap seketika.
c.
Gunung Api Strato
Gunung ini mempunyai bentuk kerucut
berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak lapisan lava yang terbentuk
dari aliran lava yang berulang-ulang.Lava dapat mengalir melalui sisi
kerucut.Sifat letusan keras.
d.
Gunung Api Lava Pijar dan Abu
Bentuk
kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi
berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang. Contoh
: Gunung Paracutin di Mexico.
Gunung Paracutin di Mexico |
2.
Berdasarkan
Letusannya
a.
Tipe Hawaii
Tipe gunung api ini dicirikan dengan
lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe
gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii
seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah
pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
b.
Tipe Stromboli
Tipe Stromboli |
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan.Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava.Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa.
c.
Tipe Vulkano
Tipe Vulkano |
Tipe ini
mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas
yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah.Tipe ini mempunyai
tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair.Di samping mengeluarkan awan
debu, tipe ini juga menghasilkan lava.Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini
dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe
Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung).Peralihan antara kedua tipe ini
juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
d.
Tipe Merapi
Tipe Merapi |
Dicirikan
dengan lavanya yang cair-kental.Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas
yang agak rendah.Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi
di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan
aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di
Jawa Barat.
e.
Tipe Perret
Tipe Merapi |
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan
lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan
tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya
sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan.Setelah meletus
material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke
angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung
Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau
(tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu
vulkanik setinggi 5 km.
f.
Letusan Tipe
Pelee
Tipe Pelee |
Letusan
tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang
bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah
besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
g.
Letusan Tipe Sint Vincent
Sint Vincent |
Letusan
tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini
mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang
sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung
Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
D.
Materi yang Dikeluarkan Gunung Api
Materi atau bahan-bahan yang
dikeluarkan pada peristiwa gunung berapi terdiri dari :
1.
Benda Padat
Benda padat berupa bahan lepas (Eflata)
yang dikeluarkan pada saat gunung meletus terdiri dari dua jenis, yaitu :
a.
Eflata Alogen yaitu bahan padat yang berasal
dari kulit bumi di sekitar kawah yang terhempas ketika terjadi erupsi.
b.
Eflata Autogen yaitu bahan padat yang berasal
dari magma yang terhempas keluar. Eflata
Autogen disebut juga Pyroclastic.
Yang termasuk Eflata Autogen adalah :
-
Bom Vulkanik,
yaitu bahan padat dalam bentuk bongkah besar.
-
Lapilli, yaitu bahan padat dengan ukuran
lebih kecil dari bom (diameternya 2,5 mm – 63,5 mm)
-
Pasir dan abu
vulkanik
2.
Benda Cair
Benda cair (magma) yang mencapai
permukaan bumi pada saat peristiwa vulkanisme disebut lava. Lava bergerak
meluncur menuruni lereng dan akan membeku karena kontak dengan atmosfer dan
hidrosfer.
Berdasarkan penelitian para
geolog, temperatur lava di Gunung Kilauea (Hawai) sekitar 12000C dan
di Gunung Vesuvius (Italia) sekitar 11200C.
Bentuk permukaan lava sangat tergantung pada jenis lavanya. Lava basalt umumnya membentuk permukaan kasar
dengan fragmen-fragmen, lava ini biasa disebut Aa lava. Dan aliran lava basalt yang mempunyai permukaan
bergelombang, halus, dan gelasan disebut Pahoehoe
lava. Lava andesit membentuk
permukaan berbongkah-bongkah dan disebut lava bongkah. Lava yang berbentuk tali
disebut lava tali (ropy lava).
Biasanya lava akan membeku dibagian luarnya terlebih dahulu, sedangkan di
bagian dalamnya masih tetap panas bahkan mungkin masih mengalir. Pada lava yang
sudah membeku sering terdapat vesicles (lubang-lubang)
dengan berbagai bentuk dan berbagai ukuran, terutama di permukaan.
Lubang-lubang itu dibentuk ketika gas-gas dalam lava menguap pada saat
pembekuan lava.
Di Indonesia ada yang disebut
lahar yang terdiri dari lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas adalah
endapan bahan lepas (pasir, kerikil dll) disekitar lubang kepundan gunung api
bercampur dengan air panas dari dalam kawah, meluncur dan mengangkut batu-batu
besar dan menimbun daerah luas. Lahar dingin adalah endapan bahan lepas
disekita lubang kepundan gunung api bercampur dengan air hujan meluncur dan
mengangkut batu-batu besar dan menimbun daerah luas.
3.
Benda Gas
Segala sesuatu yang berada dalam
keadaan gas disebut ekshalasi. Gas merupakan motor penggerak erupsi gunung api.
Gas-gas itu antara lain : Cl, HCl, CO2, H2SO3,
H2S, CH4, H2, Dan N2.
Uap air yang berasal dari dalam
bumi disebut air juvenil, dan yang
berasal dari hujan disebut air vedos.
E.
Erupsi Gunung Api
Erupsi gunung api adalah gejala penerobosan magma kepermukaan bumi.
1.
Erupsi Linier
Erupsi linier adalah keluarnya
magma melalui celah-celah dan rekahan batuan sekitar. Magma yang dikeluarkan
umumnya bersifat basalt dan cair.
2.
Erupsi Sentral
Erupsi sentral adalah keluarnya
magma dari saluran kepundan atau diatrema. Erupsi sentral dibagi menjadi tiga,
yaitu :
-
Erupsi Epusif
adalah erupsi leleran yang sebagian besar dalam bentuk lava. Dari erupsi ini
akan terbentuk gunung api perisai.
-
Erupsi
Eksplosif adalah erupsi yang sebagian besar menghasilkan bahan-bahan lepas.
-
Erupsi Composit
adalah erupsi yang menghasilkan gunung api yang berlapis-lapis (strato) yang
terdiri dari bahan lepas dan lava.
3.
Erupsi Freatik
Letusan uap air yang diakibatkan
oleh sentuhan air dengan magma.
4.
Erupsi Magmatik
Erupsi gunung api dengan produk
langsung dari magma.
5.
Erupsi Fraetomagmatik
Erupsi gunung api yang
diakibatkan oleh freatik dan magmatik.
F.
Dampak
yang di Timbulkan
dari Peristiwa
Vulkanisme Terhadap
Kehidupan
dan Lingkungan
1.
Dampak
Positif Gunungapi Terhadap Kehidupan dan Lingkungan
Sudah
dijelaskan bahwa gunungapi membentuk suatu kerucut raksasa yang mempengaruhi
keadaan cuaca dan iklim sekitarnya, sehingga membuat tanah akan menkjadi sangat
subur karen batuan dan mineral yang membentuk komposisi tanah gunungapi sangat
dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan selain itu air adalah sumber kehidupan bagi
semua makhluk hidup yang ada di permukaan bumi. Bila air meresap dan mengalir
kedalam tanah bersentuhan dengan sumber panas dari magma maka akan terbentuklah
suatu sumber mata air panas, sedangkan pada bagian tanah yang lebih rendah
sebagai mata air biasa.
Dengan
banyak mata air disekitar gunungapi dan lebatnya hutan dan tumbuh-tumbuhan lainnya
akan membentuk suatu lingkungan yang sejuk dan bermanfaat bagi penduduk yang
hidup disekitarnya membentuk perkebunan dan pesawahan, akan menambah indahnya
pemandangan dan bertambah segarnya udara disekitarnya
Maka
dengan keberadaan suatu gunungapi tiu akan menghasilkan hutan alam sehingga
menghasilkan hasil hutan yang melimpah, serta dengan segala isinya berupa
makhluk hidup sebagai sumber daya flora dan fauna, serta bahan galian yang
membentuk gunungapi tersebut.
Selain itu, pemanfaatan sumberdaya gunungapi secara
langsung maupun tidak langsung sudah dilakukan sebagian penduduk Indonesia
diantaranya :
v Pemanfaatan
sumberdaya hutan industri dan perkebunan tanaman keras dan dapat meghasilkan
bahan hasil bumi
v Pemanfaatan
bahan galian batuan dan mineral untuk bahan bangunan atau untuk industri
v Pemanfaatan
sumberdaya panas bumi untuk energi listrtik yang ramah lingkungan, keperluan
rumah tangga dan industri pariwisata.
2.
Dampak
Negatif Gunungapi Terhadap Kehidupan dan Lingkungan
Selain
memberikan pengaruh positif, letusan gunungapi juga dapat memberikan dampak
negatif bagi kehidupan dan lingkungan. Beribu orang banyak yang meninggal dan
beberapa ternak mati serta beribu hektar kebun dan sawah ladang hancur akibat
letusan gunungapi. Bencana dan bahaya letusan gunungapi berpengaruh secara
langsung dan tidak langsung serta dapat merusak bagi kehidupan. Bahaya langsung
adalah bahaya yang diakibatkan oleh material yang dikeluarkan secara langsung
oleh gunungapi itu. Daerah rawan bencana yang akan terlanda oleh pengaruh
langsung ini mencakup daerah sekitar puncak (dalam kawah) dan berkembang
kedaerah lainnya disekitar kawah, dengan jangkauan yang dilanda dapat mencapai
lebih dari 10 km.
Bila
kawah berisi air akan membentuk danau kawah dan airnya ada yang netral dengan
derajat keasamannya 7 atau bersifat asam dengan derajat keasamannya kurang dari
7 dan bercampur dengan air sungai, maka air sungai tidak dapat dipergunakan
untuk keperluan irigasi, minuman ternak, terlebih lagi untuk diminum oleh
manusia karena dapat merusak gigi, dimana gigi para penduduk berwarna hitam dan
patah. Hal ini disebabkan karena mengkonsumsi air yang mengandung fluor (F) sangat tinggi dan
bila kekurangan yodium akan mengakibatkan penyakit gondok.
Sedangkan
lontaran abu gunungapi pada saat letusan juga mangancam keselamatan penerbangan
karena abu letusan itu mengganggu penglihatan pada pesawat. Sebaran letusan
gunungapi ini akan sanagt luas dari beberapa meter sampai ratusan kilometer
serta tidak mengenal bata-batas pemerintahan.
G.
Upaya
Untuk Meminimalisir Dampak dari Bencana Gunung Api
Untuk
meminimalisir supaya tidak banyak korban akibat letusan gunungapi, maka perlu
adanya upaya untuk penanggulangan bencana gunung api itu. Konsep penanganan
bencana diantaranya :
1.
Pertama melakukan mitigasi yang
bersifat struktural ; Membangun konstruksi yaitu dengan membuat saluran-saluran
air dari puncak ke bawah, agar sewaktu gunung meletus bisa diminimalisir air
yang ditumpahkannya.
2.
Kedua mitigasi yang bersifat
nonstruktural yaitu dengan penataan ruang, dengan tidak menempatkan pemukiman
pada daerah rawan bencana gunungapi
Dalam upaya penaggulangan bencana letusan gunungapi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.
Sebelum terjadi letusan perlu dilakukan / disediakan:
1.
Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua
gunungapi aktif
2. Pembuatan
dan penyediaan Peta kawan rawan bencana letusan gunungapi/peta zona resiko
bahaya gunungapi
3. Melakukan
prosedur tetap penanggulangan bencana letusan
gunungapi
4. Melakukan
penyelidikan dan penelitian geologi,geofisika dan geokimia di gunungapi
5. Melakukan
peningkatan sumberdaya manusia sehingga peningkatan sarana prasarana
b.
Saat terjadi letusan gunungapi
1.
membentuk tim gerak cepat
2. meningkatkan
pementauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan peralatan peralatan
yang lebih memadai
3. meningkatkan
pelaporan tingkat kegiatan menurut alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan
4.
memberikan rekomendasi kepada pemerintah
setempat sesuai dengan prosedur
c.
Setelah terjadi letusan
1.
menginventarisir data, mencakup sebaran dan
volume hasil letusan
2.
mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya bahaya
3.
memberikan saran penataan kawasan jangka pendek
dan jangka panjang
4.
memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bab sebelumnya kami dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut.
1. Definisi Vulkanisme
Vulkanisme adalah
semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan
bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang
disebut terusan kepundan atau diatrema.
2. Instrusi
Magma dan Ekstrusi Magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di
antara lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan Bumi.
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma
hingga keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api.
3.
Tipe-tipe Gunung Api
Berdasarkan
Bentuknya
a. Gunung Api
Perisai.
b. Gunung Api
Kubah.
c. Gunung Api
Strato.
d.
Gunung Api Lava Pijar dan Abu
Berdasarkan Letusannya
a. Tipe Hawaii
b.
Tipe Stromboli
c. Tipe Vulkano
d. Tipe Merapi
e. Tipe Perret
f.
Letusan Tipe Pelee
g.
Letusan Tipe Sint Vincent
4.
Materi yang Dikeluarkan Gunung Api
Materi yang dikeluarkan gunung
api antara lain :
a.
Benda Padat
b.
Benda Cair
c.
Benda Gas
5.
Erupsi Gunung Api
Erupsi gunung api antara lain
a.
Erupsi Linier
b.
Erupsi Sentral
c.
Erupsi Freatik
d.
Erupsi Magmatik
e.
Erupsi
Fraetomagmatik
6.
Dampak
yang di Timbulkan
dari Peristiwa
Vulkanisme Terhadap
Kehidupan
dan Lingkungan
a.
Dampak Positif
b.
Dampak Negatif
7.
Upaya
Untuk Meminimalisir Dampak dari Bencana Gunung Api
Pertama melakukan
mitigasi yang bersifat struktural :
Membangun konstruksi yaitu dengan membuat saluran-saluran air dari puncak ke
bawah, agar sewaktu gunung meletus bisa diminimalisir air yang ditumpahkannya.
Kedua mitigasi
yang bersifat nonstruktural yaitu dengan penataan ruang, dengan tidak
menempatkan pemukiman pada daerah rawan bencana gunung api.
B.
SARAN
Saran yang di sampaikan penulis
agar dengan membaca makalah ini disarankan pada pembaca agar mengetahui tentang
pentingnyan memahami vulkanisme oleh masyarakat Indonesia,Serta mengerti akan
dampaknya bagi kita semua. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
Comments
Post a Comment